Suatu malam, dengan bersungut-sungut Adi curhat ke ayahnya, “Ayah,
temanku sungguh keterlaluan. Dia menghina dan mempermalukan aku di depan
teman-teman. Aku sungguh marah dan benciiii… temanku itu.”
Setelah mengetahui cerita lengkapnya, sang ayah menasihati, “Sudahlah
Di, ajak temanmu itu bicara baik-baik, agar tidak terjadi salah paham
lagi. Jangan membenci tapi cobalah mengerti dan memaafkan dia.”
“Tidak bisa dong, Yah. Dia begitu jahat! Keenakan kalau aku berhenti
membenci, serta memaafkan dia.” Dengan sengit Adi menyanggah nasihat
ayahnya.
“Ya sudah, sekarang tidur deh. Besok pagi ada yang harus kita kerjakan.”
Pagi hari, ayah sudah menyiapkan sekarung kerikil yang digantung di
pintu pagar belakang. “Adi. Anggap karung ini sebagai temanmu. Pusatkan
kebencianmu pada kepalan tanganmu. Tinju sekeras-kerasnya dan sebanyak
mungkin karung ini.”
Si Adi pun bersiap-siap. Akan tetapi, hanya tiga kali pukulan, dia merasa kesakitan.
“Aduuh….sakit, Yah,” teriak Adi sambil mengusap dan meniup kepalan tangannya yang mulai memar dan lecet.
“Kalau karung ini sama dengan teman yang kamu benci, apa dia merasa sakit seperti kamu sekarang?”
“Ya enggak lah, Yah.”
“Sama seperti yang terjadi padamu. Kebencianmu hanya menyakiti hatimu
sendiri. Karena kalau teman itu kamu pukul pun, dia hanya sakit secara
fisik. Itu akan cepat disembuhkan. Sedangkan kebencian dalam hatimu
tidak akan berkurang, malah semakin besar menguasai hatimu. Sungguh
menderita orang yang dipenuhi dengan kebencian. Apakah kamu mengerti?”
Netter yang LuarBiasa,
Kebencian adalah sumber penderitaan, ketidakbahagiaan dan penyakit
mental bagi siapa saja yang memeliharanya. Karena saat kita membenci,
sesungguhnya orang yang kita benci tidak merasakan apa-pun. Tetapi
kebencian itu telah mampu menggerogoti kebahagiaan dan kedamaian kita.
Demi ketenangan, kedamaian, dan kebahagaiaan.. cobalah berdamai dengan
diri sendiri dan buang semua rasa benci di dalam hati. Niscaya hidup
kita akan jauh lebih tenang, damai, dan bahagia.
Salam hangat luar biasa!
Sumber
0 comments:
Post a Comment